Minggu, 20 Januari 2013

MIGRASI pada tugas Dasar Kependudukan


1.Pengertian Migrasi
Migrasi adalah penghijrahan sekumpulan manusia dari satu negara ke satu negara yang lain untuk meningkatkan taraf hidup dan ekonomi mereka. Sebagai contohnya pada tahun ke-5 kerasulan, Nabi Muhammad S.A.W dan para sahabat telah melakukan proses penghijrahan atau migrasi dari Mekah ke Madinah untuk mempertahankan akidah dan agama Islam.
 Menurut Knox & Pinc (2000) zamam modern perubahan migrasi yaitu meningkatnya jumlah penduduk dari suatu daerah, meningkatnya kepadatan penduduk dan dalam waktu yang sama meningkatkan juga perbedaan dan stratafikasi sosial penduduk.
Menurut Vago (1999) melalui teori ini perubahan sosial berkait rapat dengan perubahan dimensi diperingkat lokal, wilayah dan global yang di dukung dengan perubahan tenologi. Ruang  lingkup evoluasi perubahan sosial termasuklah dalm aspek perubahan manusia,stratafikasi sosial,pendidikan dan ekonomi. Dampak kepada evoluasi perubahan sosial itu ia memberi kesan kepada corak,struktur dan organisasi sosial masyarakat bandar.
Menurut E.G.Ravenstein (2001) arus dan arus balik, artinya setiap arus migrasi utama menimbulkan arus balik penggantiannya perbedaan antara desa dan kota mengenai kecenderungan melakukan imigrasi. Wanita melakukan nigrasi pada jarak dekat dibandingkan pria Teknologi dan Imigrasi, artinya bahwa teknologi  menyebabkan migrasi meningkat motif ekonomi merupakan dorongan utama orang melakukan migrasi
Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang bersifat nonpermanen (sementara) misalnya turisme baik nasional maupun internasional, dan ada pula mobilitas penduduk permanen (menetap). Mobilitas penduduk permanen disebut migrasi. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan melewati batas negara atau batas administrasi dengan tujuan untuk menetap.
2. Jenis-jenis Migrasi

Migrasi dapat terjadi di dalam satu negara maupun antarnegara. Berdasarkan hal tersebut, migrasi dapat dibagi atas dua golongan yaitu :
a.
Migrasi Internasional, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lainnya. Migrasi internasional dapat dibedakan atas tiga macam yaitu :
*
Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan menetap. Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran
*
Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Orang yang melakukan emigrasi disebut emigrant

Remigrasi atau repatriasi, yaitu kembalinya imigran ke negara asalnya

b.

*

Migrasi Nasional atau Internal, yaitu perpindahan penduduk di dalam satu negara. Migrasi nasional /internal terdiri atas beberapa jenis, yaitu sebagai berikut :
Urbanisasi, yaitu perpindahan dari desa ke kota dengan tujuan menetap. Terjadinya urbanisasi disebabkan oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut :

1. Ingin mencari pekerjaan, karena di kota lebih banyak lapangan kerja dan upahnya tinggi
2. Ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
3. Ingin mencari pengalaman di kota
4. Ingin lebih banyak mendapatkan hiburan dan sebagainya

*
Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduk ke pulau yang jarang penduduknya di dalam wilayah republik Indonesia. Transmigrasi pertama kali dilakukan di Indonesia pada tahun 1905 oleh pemerintah Belanda yang dikenal dengan nama kolonisasi. Berdasarkan pelaksanaannya, transmigrasi di Indonesia dapat dibedakan atas :
#

#


#

#
Transmigrasi Umum, yaitu transmigrasi yang dilaksanakan dan dibiayai oleh pemerintah
Transmigrasi Khusus, yaitu transmigrasi yang dilaksanakan degan tujuan tertentu, seperti penduduk yang terkena bencana alam dan daerah yang terkena pembangunan proyek
Transmigrasi Spontan (swakarsa), yaitu transmigrasi yang dilakukan oleh seseorang atas kemauan dan biaya sendiri
Transmigrasi Lokal, yaitu transmigrasi dari suatu daerah ke daerah yang lain dalam propinsi atau pulau yang sama
*
Ruralisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa dengan tujuan menetap. Ruralisasi merupakan kebalikan dari urbanisasi.  
Selain jenis migrasi yang disebutkan di atas, terdapat jenis migrasi yang disebut evakuasi. Evakuasi adalah perpindahan penduduk yang yang terjadi karena adanya ancaman akibat bahaya perang, bencana alam dan sebagainya. Evakuasi dapat bersifat nasional maupun internasional.


3. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Migrasi

Secara umum faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya migrasi, adalah sebagai berikut :
a..

b

c.

d.


e
.
f
Faktor ekonomi, yaitu ingin mencari kehidupan yang lebih baik di tempat yang baru
Faktor keselamatan, yaitu ingin menyelamatkan diri dari bencana alam seperti tanah longsor, gempa bumi, banjir, gunung meletus dan bencana alam lainnya
Faktor keamanan, yaitu migrasi yang terjadi akibat adanya gangguan keamanan seperti peperangan, dan konflik antar kelompok
Faktor politik, yaitu migrasi yang terjadi oleh adanya perbedaan politik di antara warga masyarakat seperti RRC dan Uni Soviet (Rusia) yang berfaham komunis
Faktor agama, yaitu migrasi yang terjadi karena perbedaan agama, misalnya terjadi antara Pakistan dan India setelah memperoleh kemerdekaan dari Inggris
Faktor kepentingan pembangunan, yaitu migrasi yang terjadi karena daerahnya terkena proyek pembangunan seperti pembangunan bendungan untuk irigasi dan PLTA
g.Faktor pendidikan, yaitu migrasi yang terjadi karena ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi


Faktor-faktor yang mempengaruhi orang mengambil keputusan untuk bermigrasi dan proses migrasi adalah faktor-faktor yang terdapat di daerah asal, di daerah tujuan, faktor penghalang antara dan faktor-faktor pribadi. Model yang sering digunakan untuk menganalisis migrasi penduduk di suatu wilayah adalah model “dorong-tarik” (push-pull factors).
Kecilnya kepemilikan lahan di daerah asal menyebabkan mereka melakukan migrasi ke daerah lain yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Jadi daerah tujuan mempunyai nilai kefaedahan yang lebih tinggi dibandingkan daerah asal.
Menurut Lee (1966), Todaro (1979) dan Titus (1982) bahwa motivasi utama seseorang untuk pindah adalah motif ekonomi, yakni karena adanya ketimpangan ekonomi antara berbagai daerah. Todaro menyebut motif utama tersebut sebagai pertimbangan ekonomi yang rasional, dimana mobilitas ke kota mempunyai dua harapan, yaitu untuk memperoleh pekerjaan dan untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dari yang diperoleh di desa.
Selain faktor ekonomi, arah pergerakan penduduk juga ditentukan faktor lain, seperti jarak, biaya dan informasi yang diperoleh. Kota atau daerah tujuan yang berjarak jauh dengan desa asal cenderung menghasilkan mobilitas permanen, yang berjarak sedang menghasilkan mobilitas sirkuler, dan yang berjarak dekat dilakukan secara ulang alik (commuting).
Selanjutnya menurut Lee (1966) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan untuk migrasi berbeda-beda dan kompleks, antara lain: (1) faktor-faktor sosial, termasuk keinginan migran melepaskan diri dari batas-batas tradisional yang berupa struktur sosial desa yang menghambat; (2) faktor-faktor fisik, termasuk bencana iklim dan meteorologis seperti banjir, kekeringan, dan kelaparan yang memaksa orang-orang untuk mencari lingkungan hidup alternatif; (3) faktor-faktor demografis, termasuk penurunan angka kematian, dan dalam waktu bersamaan angka pertumbuhan penduduk desa yang tinggi yang mengarah pada naiknya kepadatan penduduk desa secara cepat; (4) faktor-faktor budaya, termasuk adanya hubungan keluarga luas di kota yang menyediakan jaminan finansial awal bagi migran baru, dan daya tarik seperti apa yang biasa disebut cahaya kota yang gemerlapan dan (5) faktor-faktor komunikasi, yang merupakan akibat peningkatan transportasi, sistem pendidikan yang berwawasan kota, dan pengaruh modernisasi media massa.
4. Jenis – Jenis Imigran
Selanjutnya jika dilihat dari status dan pola mobilitasnya terdapat beberapa penggolongan migran. Status mobilitas menurut Standing (1991) dibedakan atas dua kategori yaitu migran sementara dan migran jangka panjang.


1. Migran sementara
Adalah mereka yang berpindah tempat kegiatannya tetapi tetap tempat tinggalnya yang ‘biasa’. Pengertian biasa dalam konsep ini adalah tempat tinggal yang menurut migran adalah tempat tinggalnya yang sebenarnya, yang tetap. Dalam kategori ini terdapat tiga sub kategori yaitu (a). Migran sirkuler : adalah suatu perpindahan yang dilakukan untuk jangka waktu pendek dengan tujuan kembali ke tempat tinggal biasa. Migran ini akan kembali bekerja di daerah asal, jika tidak terdapat lagi kemungkinan adanya pekerjaan musiman di daerah lain tersebut. (b). Migran tahap daur hidup (life cycle stage migrant) adalah mereka yang berpindah kegiatannya tetapi tetap tempat tinggalnya. Dalam sub-kategori ini lebih menekankan kepada adat/tradisi/kebiasaan di suatu daerah yang mengharuskan penduduknya untuk meninggalkan desanya dalam suatu tahap daur hidupnya. (c). Pelaju (Commuter), yaitu mereka yang bepergian untuk melakukan kegiatan khusus, biasanya kegiatan ekonomi, namun tempat tinggalnya tetap di daerah asal.
2. Migran jangka panjang
Adalah mereka yang ketika berpindah berubah tempat tinggalnya yang biasa dan tempat kegiatannya untuk jangka waktu lama. Dalam kategori ini terdapat dua sub kategori utama yaitu migran kehidupan kerja dan migran sepanjang hidup yaitu (a). Migran kehidupan kerja (working-life migrants), dimana mereka meninggalkan wilayah untuk menghabiskan kehidupan kerja, namun tetap mempunyai hubungan dengan kampungnya, misalnya sebidang tanah atau suatu bagian dalam suatu usaha pertanian, bisnis, sekedar jaringan keturunan atau teman. Migran ini bermaksud kembali, namun jelas telah beralih dari tempat tinggalnya yang ‘biasa’. (b). Migran sepanjang hidup, dimana mereka meninggalkan daerah asal dan memutuskan semua hubungan dengan daerah asalnya atau tidak berkeinginan kembali ke daerah asal.
Dalam konteks kaitan ekonomi migran ke daerah asal, Connel (1974), mengemukakan hubungan migran dengan daerah asal dinegara-negara berkembang dikenal sangat erat. Penelitian yang dilakukan oleh Mantra (1992) di Yogyakarta, Bandung dan Samarinda menemukan banyak migran yang mengirimkan uangnya ke desa (remiten). Persentase migran yang memberi remiten secara teratur kepada keluarga batih di Yogyakarta lebih besar dari pada di Bandung dan Samarinda. Kalau remiten dapat dipandang sebagai indikator keeratan hubungan antara migran dengan masyarakat, maka berarti migran di Yogyakarta mempunyai keeratan hubungan yang paling tinggi, kemudian diikuti Bandung dan terakhir Samarinda.
5. PERBEDAAN INMIGRASI DAN OUTMIGRASI
Inmigrasi adalah perpindahan penduduk yang masuk ke suatu daerah tertentu sedangkan outmigrasi adalah perpindahan penduduk yang keluar dari daerah tertentu.






 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar