Minggu, 20 Januari 2013

Analisis Sensitivitas




ANALISIS SENSITIVITAS (SENSITIVITY ANALYSIS)

Nilai-nilai parameter dalam studi ekonomi teknik biasanya diestimasikan besarnya, akibatnya nilai-nilai tersebut mempunyai factor kesalahan. Mungkin lebih besar atau lebih kecil dari hasil estimasi yang diperoleh atau berubah pada saat-saat tertentu. Perubahan yang terjadi pada nilai-nilai parameter akan mengakibatkan perubahan pada hasil yang ditunjukkan oleh suatu alternative investasi. Perubahan ini memungkinkan keputusan akan berubah dari satu alternative ke alternative yang lain.
Apabila berubahnya factor-faktor atau parameter-parameter tersebut mengakibatkan berubahnya suatu keputusan, maka keputusan tersebut dikatakan sensitive terhadap perubahan nilai parameter atau factor tersebut.
            Untuk mengetahui seberapa sensitive suatu keputusan terhadap perubahan faktor atau parameter yang mempengaruhinya maka setiap pengambilan keputusan seharusnya disertai dengan analisa sensitivitas. Analisa sensitivitas akan memberikan gambaran sejauh mana suatu keputusan akan konsisten meskipun terjadi perubahan factor-faktor atau parameter-parameter yang mempengaruhinya.
            Analisa sensitivitas dilakukan dengan mengubah nilai suatu parameter pada suatu saat untuk selanjutnya dilihat bagaimana pengaruhnya terhadap akseptabilitas suatu alternative investasi. Parameter-parameter yang biasanya berubah dan perubahannya dapat mempengaruhi keputusan adalah biaya investasi, aliran kas, nilai sisa, tingkat bunga, tingkat pajak, dan sebagainya.
Analisa sensitivitas dapat dipakai pula untuk memprediksi keadaan apabila terjadi perubahan yang cukup besar, misalnya terjadi perubahan bobot prioritas atau urutan prioritas dan kriteria karena adanya perubahan kebijaksanan sehingga muncul usulan pertanyaan bagaimana urutan prioritas alternatif yang baru dan tindakan apa yang perlu dilakukan. Dalam suatu hirarki tiga level, level dua dan hirarki tersebut dapat disebut sebagai variabel eksogen sedangkan level tiganya adalah variabel endogen. Analisa sensitivitas dan hirarki tersebut adalah melihat pengaruh dan perubahan pada variabel eksogen terhadap kondisi variabel endogen.

Apabila dikaitkan dengan suatu periode waktu maka dapat dikatakan bahwa analisa sensitivitas adalah unsur dinamis dari sebuah hirarki. Artinya penilaian yang dilakukan pertama kali dipertahankan untuk suatu jangka waktu tertentu dan adanya perubahan kebijaksanaan atau tindakan yang cukup dilakukan dengan analisa sensitivitas untuk melihat efek yang terjadi. Analisa sensitivitas ini juga akan menentukan stabil tidaknya sebuah hirarki. Makin besar deviasi atau perubahan prioritas yang terjadi maka makin tidak stabil hirarki tensebut. Meskipun begitu, suatu hirarki yang dibuat haruslah tetap mempunyai sensitivitas yang cukup, artinya kalau ada perubahan pada variabel eksogen, minimal ada perubahan bobot prioritas pada variabel endogen meskipun tidak terlalu besar.
Analisis sensitivitas merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui akibat dari perubahan parameter-parameter produksi terhadap perubahan kinerja sistem produksi dalam menghasilkan keuntungan.
 Dengan melakukan analisis sensitivitas maka akibat yang mungkin terjadi dari perubahan-perubahan tersebut dapat diketahui dan diantisipasi sebelumnya.
Contoh:
- Perubahan biaya produksi dapat mempengaruhi tingkat kelayakan
 Alasan dilakukannya analisis sensitivitas adalah untuk mengantisipasi adanya perubahan-perubahan berikut:
 1.Adanya cost overrun, yaitu kenaikan biaya-biaya, seperti biaya konstruksi, biaya bahan-baku, produksi, dsb.
2.Penurunan produktivitas
 3.Mundurnya jadwal pelaksanaan proyek
 Setelah melakukan analisis dapat diketahui seberapa jauh dampak perubahan tersebut terhadap kelayakan proyek: pada tingkat mana proyek masih layak dilaksanakan.
Analisis sensitivitas dilakukan dengan menghitung IRR, NPV, B/C ratio, dan payback period pada beberapa skenario perubahan yang mungkin terjadi.
Mudah dilakukan dalam software spreadsheet.
Text Box: Contoh soal
Sebuah penggilingan padi mempunyai arus kas seperti terlihat pada tabel 6.12. Pada tabel tersebut juga telah dilakukan penyelesaian dengan menghitung nilai NPV, IRR dan B/C. Analisis dilakukan pada tingkat discount factor 15% per tahun.

Tabel 6.12. Analisis penggilingan padi (dalam ribu Rp)

Tahun C B B-C DF 15% NPV 15% DF 30% NPV 30% DF 50%  NPV 50%
0 5000 0 -5000 1 -5000 1 -5000 1 -5000
1 3000 4000 1000 0.87 870 0.769 769 0.667 667
2 2500 4000 1500 0.756 1134 0.592 888 0.444 666
3 2500 5000 2500 0.658 1645 0.455 1137.5 0.296 740
4 2000 5000 3000 0.572 1716 0.35 1050 0.198 594
5 2000 5000 3000 0.497 1491 0.269 807 0.132 396
6 2000 5000 3000 0.432 1296 0.207 621 0.088 264
7 2000 5000 3000 0.376 1128 0.159 477 0.059 177
8 2000 7000 5000 0.327 1635 0.123 615 0.039 195
    NPV =  5915  1364.5  -1301
Hasil analisis:
NPV (pada tingkat discount rate 15% per tahun) = Rp 5915
Net B/C =    
   =  2.183
IRR    = 30 +  
  = 40.24%
Setelah pelaksanaan terjadi perubahan dalam biaya operasi, yang besarnya 30% dari perhitungan biaya semula. Setelah dilakukan analisis sensitivitas, maka hasil analisis disajikan pada Tabel 6.13.
Tabel 6.13. Analisis penggilingan padi (dalam ribu Rp) setelah terjadi perubahan biaya
Tahun C B B-C DF 15% NPV 15% DF 30% NPV 30%
0 5000 0 -5000 1 -5000 1 -5000
1 3900 4000 100 0.87 87 0.769 76.9
2 3250 4000 750 0.756 567 0.592 444
3 3250 5000 1750 0.658 1151.5 0.455 796.25
4 2600 5000 2400 0.572 1372.8 0.35 840
5 2600 5000 2400 0.497 1192.8 0.269 645.6
6 2600 5000 2400 0.432 1036.8 0.207 496.8
7 2600 5000 2400 0.376 902.4 0.159 381.6
8 2600 7000 4400 0.327 1438.8 0.123 541.2
    NPV =  2749.1  -777.65
Hasil analisis:
NPV (pada tingkat discount rate 15% per tahun) = Rp 5915000
Net B/C =  
  = 1.55
IRR    = 15 +  
  = 29.59%
Setelah dilakukan analisis sensitivitas ternyata ada perubahan hasil yaitu penurunan nilai NPV, B/C, dan IRR. Penurunan yang terjadi masih di atas batas kelayakan, sehingga perusahaan penggilingan padi tersebut masih layak untuk diteruskan dalam kondisi peningkatan biaya seperti di atas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar